Nyatakanlah Syukurmu

Sabda Guna Darma
Materi Khotbah
Minggu, 22.Juli  2018

Bacaan Alkitab : Efesus 1:15-18
Oleh: Pdt. Samuel Natar, M. Th.

Pendahuluan

Express Your Gratitude

Saudaraku, tentunya setiap orang tua pasti akan merasa senang dan bangga apabila anak-anak yang dikasihinya bukan hanya bertumbuh melainkan juga menjadi anak yang pintar, baik dan menjadi teladan banyak orang. Tentu hal tersebut bisa terjadi jika kita sebagai orang tua, dapat memberi waktu, perhatian, kasih sayang kepada mereka, untuk mendidik dan membimbing anak-anak kita, sehingga mereka bukan hanya berkenan bagi Tuhan, melainkan juga menjadi berkat bagi sesama. Namun patut diakui bahwa tidak sedikit orang tua yang tidak begitu memperhatikan pertumbuhan apalagi pendidikan anak-anaknya, bahkan bimbingan iman anak-anak merekapun sering kali tidak punya waktu. Hal tersebut dikarenakan kesibukan yang sangat tinggi mengakibatkan waktu bersama-anak menjadi sangat terbatas. Apalagi perkembangan ilmu IPTEK yang semakin pesat, khususnya menyangkut perkembangan komunikasi dengan adanya perangkat ponsel dan media sosial yang mengakibatkan semakin terbatasnya komunikasi didalam keluarga semakin tidak jelas.
Saudaraku, pembacaan hari ini yang kemudian diberi tema: NYATAKANLAH SYUKURMU sebenarnya mau menyoroti tentang bentuk perhatian Rasul Paulus kepada umat binaannya di kota Efesus.

Pemahaman Konteks

Kita tahu bersama, bahwa ketika Rasul Paulus yang saat itu bernama Saulus disapa oleh Tuhan, ketika sedang menuju ke Damsyik dan bertobat (Kisah Para Rasul 9:1-19a). Pada saat itulah, Tuhan mengubah hidup Paulus. Ia tidak lagi mencari orang percaya untuk ditangkap, disiksa dan dibunuh karena beriman kepada Tuhan Yesus, tetapi dia berusaha menjadikan orang yang belum percaya menjadi percaya pada Tuhan Yesus. Luar biasa, Paulus mengunjungi setiap kota hanya untuk menyampaikan kabar kebenaran tentang Tuhan Yesus. Rasul Paulus dalam pelayanannya tidak menginginkan setiap orang hidupnya seperti waktu dia belum percaya kepada Tuhan Yesus. Karena itu, Rasul Paulus tidak pernah lelah dalam memberitakan tentang Injil Kristus. Ketika disuatu kota atau tempat terbentuk jemaat, maka perhatian, bimbingan dan pengajarannya selalu ia berikan, walau hanya berbentuk sepucuk surat. Tetapi itulah bentuk perhatian dan kepedulian Paulus, untuk tetap menjadi iman percaya umat yang telah menerima dan beriman kepada Tuhan Yesus. Seperti yang dilakukan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, dimana ia mengirimkan suratnya untuk menguatkan iman percaya mereka kepada Kristus. Hal tersebut Paulus lakukan, karena ia pun menyadari bahwa pengaruh yang besar dilingkungan sekitar di kota Efesus, mampu melunturkan iman percaya mereka kepada Kristus.
Karena menurut beberapa catatan bahwa kota Efesus ini merupakan kota pelabuhan yang cukup ramai. Itu berarti bahwa banyak orang dari berbagai tempat membawa barang dagangannya untuk dijual dikota ini dengan berbagai kebiasaan-kebiasan yang telah membentuk karakter mereka masing-masing. Selain itu kota Efesus juga memiliki sebuah kuil Artemis yang sangat megah dan dilayani oleh ratusan para pelacur. Tidak mudah bagi Paulus untuk mengajarkan tentang Kristus kepada mereka, apalagi membentuk suatu jemaat Kristus di Efesus. Menurut Kisah Para Rasul 19:10, Rasul Paulus membutuhkan waktu 2 tahun lamanya untuk membuat orang-orang Efesus menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Bahkan untuk menyakinkan orang-orang Efesus, tentang keyakinan yang Paulus ajarkan, maka Tuhan Yesus pun memperlengkapi dirinya dengan kuasa dan mujizat, sehingga banyak orang sakit dan roh-roh jahat disembuhkan dan ditaklukan Paulus (Kisah Para Rasul 19:10-11). Tindakan yang Paulus lakukan itulah yang membuat orang Efesus menjadi percaya kepadanya dan menjadi beriman kepada Kristus. Karena sebagai orang yang telah menghadirkan injil Kristus dikota Efesus, maka Rasul Paulus merasa bertanggung jawab atas pertumbuhan iman mereka.

Pemahaman Teks

Ketika Paulus mendengar bagaimana jemaat di Efesus dapat menjaga iman percayanya kepada Kristus, ia memberi komentar, pada ayat 15-16 “Karena itu, setelah aku mendengarkan tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak pernah berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku”. Saudaraku, tentu setiap orang tua atau setiap kita  akan merasa senang dan bangga jika anak-anak kita, atau orang-orang yang kita kasihi dapat memperlihatkan perilaku yang baik dan menunjukkan perhatiannya kepada orang lain dengan baik. Kita pasti juga akan mengungkan syukur kepada Tuhan, karena kita dapat menjadi teladan dan mengajarkan perbuatan yang baik bahkan beriman kepada Kristus. Rasul Paulus merasakan semua itu. Ia pun merasa senang dan bangga karena perjuangannya untuk membimbing dan mengajarkan kasih Kristus kepada jemaat di Efesus membuahkan hasil yang baik. Namun Paulus juga mengakui, bahwa pengajaran yang diberikan tanpa kekuatan doa, maka pengajaran yang diberikan belumlah sempurna. Itulah sebabnya Paulus katakan: “Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku”. Dalam hal ini Paulus mau mengatakan bahwa kunci kesuksesannya ada pada kekuatan doa. Hal ini juga ditegaskan oleh Rasul Yakobus 5:16b yang mengatakan: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”. Saudaraku, apakah saudara percaya pada kuasa doa, banyak orang mengatakan bahwa doa itu adalah nafas iman orang percaya. Apakah kita tidak pernah putus dalam doa kita kepada Tuhan. Apakah kita selalu mendoakan anggota keluarga kita atau juga bagi orang lain. Paulus percaya bahwa doanya, sanggup menjaga iman jemaat di Efesus. Bahkan dengan doa Rasul Paulus meminta agar Tuhan Yesus untuk memberikan kepada mereka Roh Hikmat dan wahyu, agar mereka semakin mengenal Kristus secara pribadi dan hidup didalamnya (ayat 17). Seperti yang Paulus katakan dan menjadi pengalaman pribadinya : “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang didalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan dirinya untuk aku” (Galatia 2:20). Sebab bagi Paulus, jika Kristus telah hidup dalam kehidup orang percaya maka terang Kristus akan selalu bercahaya didalam kehidupan mereka. Seperti yang Rasul Paulus katakan pada ayat 18 “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya….” Paulus menyadari betul, bahwa melalui iman serta kuasa Roh Kudus/Roh Hikmat akan menuntun setiap orang percaya pada terang Kristus, walau mereka masih berada dalam dunia yang masih dipengaruhi oleh berbagai kuasa kegelapan dan yang sangat menyesatkan. Karena itulah, lewat suratnya, Paulus mengajak jemaat di Efesus untuk tetap menyatakan ungkapan syukur kepada Allah, karena pertolongan dan penyertaan-Nya, mereka terus bertumbuh dan berpengharapan dalam iman hanya kepada Kristus.

Aplikasi

Saudaraku, dari uraian Firman Tuhan saat ini, pesan apa yang patut menjadi perenungan bagi kita dalam menghadapi kehidupan di hari esok? Menurut saya ada beberapa pelajaran yang patut menjadi pedoman bagi kita danc keluarga :

  1. Hidup adalah pengalaman yang berharga
    Saudaraku, mungkin diantara kita pernah ada disuatu tempat. Atau mungkin anak-anak kita kini sedang berada ditempat yang lain, oleh karena pendidikan, pekerjaan atau karena hidup sebagai satu keluarga. Pertanyaannya adalah apakah kita sering memantau keadaan mereka misalnya, perkembangan mereka, atau tentang bagaimana kehidupan beriman mereka. Mereka bergereja atau bersekutu dimana, aktif atau tidak. Lalu apa yang kita perankan sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Seperti halnya Paulus yang terus memberi perhatian kepada jemaatnya di Efesus. Itu berarti kita pun bertanggung jawab untuk terus memberikan perhatian yang penuh kepada orang-orang yang kita kasihi, agar iman mereka terus disegarkan melalui perhatian kita. Sebenarnya, perhatian, pendampingan atau bimbingan yang baik khususnya tentang iman dan pengharapan keselamatan kepada Kristus, tentu akan membentuk pengalaman baru akan kasih Kristus. Dan pengalaman baru itu bisa terjadi, kalau kita ikut berperan dalam membimbing atau memberi perhatian kepada mereka, khususnya anggota keluarga dan juga bagi sesama yang memerlukan kasih Kristus. Seperti yang Rasul Paulus lakukan kepada jemaat di Efesus, sehingga iman mereka terus terbangun.
  2. Doa memiliki kuasa yang besar
    Namun harus di pahami, bahwa membangun kesetiaan, iman percaya dan ketaatan kepada Kristus Yesus akan menjadi sempurna dan lengkap, jika selalu disertai dengan doa yang sungguh kepada Allah. Karena dengan berdoa, kita tahu bahwa kita memerlukan Tuhan. Dengan kita berdoa, maka Tuhan sanggup pengubah setiap yang diinginkan-Nya. Terkadang apa yang kita minta dalam doa kepada Tuhan, namun Dia menjawab dengan sesuatu yang berbeda.
    Pernah seorang ibu ditanya dalam sebuah wawancara mengenai doa. Pertanyaan yang disampaikan kepada si ibu adalah apa yang sudah anda dapatkan ketika berdoa kepada Tuhan. Sang ibu menjawab, tidak ada. Bahkan ketika saya berdoa, bukan apa yang saya minta diberi Tuhan, malah ada yang hilang dari saya ketika saya berdoa. Si pembawa acara yang bertanya kepada ibu tersebut menjadi kaget. Loh kok begitu. Jawab ibu tersebut, setiap saya berdoa, yang hilang dari saya adalah keangkuhan, kesombongan, pemetingan diri, roh pemecah dan lain sebagainya, yang Tuhan tidak sukai. Tuhan berusaha menghilangkan sekat-sekat atau tembok pembatas yang menghalangi kehadiran Tuhan dalam kehidupan saya. Tuhan mengangkat dan membuang satu-persatu duri yang menghalangi pekerjaan Roh Kudus. Karena Tuhan Yesus ingin menjadikan saya berarti bagi orang lain, bagi keluarga dan bagi persekutuan. Dan bagi Paulus kekuatan doa setiap kita, sanggup mengubah orang lemah, orang yang putus asa, orang yang berbeban berat, kembali bersandar dan berpengharapan pada Tuhan Yesus, sehingga hidup mereka kembali bersemangat. Saudaraku, apakah kita sering berdoa untuk sesama kita..??
  3. Masa depan yang sejati hanya ada pada Kristus.
    Saudaraku, karena iman percaya kita dan melalui doa yang terus kita sampaikan kepada Tuhan, maka Tuhan Yesus menjadikan masa depan keselamatan. Janji Tuhan kepada kita itu luar biasa. Memang Kristus tidak pernah menjanjikan orang menjadi kaya, bahkan kaya raya. Tetapi Dia hanya menjanjikan kedamaian, ketenangan sukacita, serta ungkapan syukur. Banyak orang yang kaya secara harta, tetapi hidupnya menderita, tidak tenang dan merasa ketakutan. Sedangkan tidak sedikit orang mengalami kedamaian, ketenangan dalam hidupnya, pada hal hidupnya biasa saja, tidak sehebat seperti kebanyakan orang. Mengapa demikian, karena Roh Kudus telah meliputi kehidupan mereka sebagai orang percaya. Tuhan membuat terang mata hati mereka. Dampaknya, mereka tidak lagi disilaukan oleh harta dunia, tetapi mereka dituntun untuk terus mengejar harta sorgawi. Karena itu, Paulus menjadi bangga jemaat binaannya di Efesus, bukan karena harta kekayaan mereka atau karena telah memiliki status sosial yang tinggi, tetapi karena iman percaya mereka kepada Kristus, serta perilaku yang baik dan mereka mampu menjadi saluran berkat bagi orang lain.

Lalu bagaimana dengan kita saudaraku??
Mari kita terus membangun ketaatan iman kepada kepada Kristus, mari kita terus membangun kekuatan doa kita kepadaNya, sehingga kita dapat dikuasai oleh terang Kristus, menuju kepada pengharapan keselamatan yang telah Kristus anugerahkan kepada kita masing-masing bersama keluarga.
Amin.

Selamat mempersiapkan pelayanan ibadah minggu, selamat melayani, Roh Hikmat dari Tuhan Yesus akan memperlengkapi pelayanan kita bersama. Amin

Salam Pdt. Samuel Natar, M. Th.

 

Informasi Penulis:

Pdt. Samuel Natar, adalah Ketua Majelis Jemaat GPIB jemaat “Immanuel” Mojokerto. Bertugas di Mojokerto sejak 14 Atustus 2016. Kiranya apa yang dituliskan sebagai bahan tambahan renungan dalam memahami Firman Allah; kebenaran mutlak pada Alkitab, mintalah Bimbingan Roh Kudus untuk mengerti dan memahami makna Firman Allah tersebut

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *