Bijak dan Berbudi Dalam Kesulitan

Sabda Guna Darma
Materi Khotbah ibadah Minggu
24 Juni 2018
Markus 2 : 1 – 12
Oleh: Pdt. Samuel Natar, M. Th.

Pendahuluan

Pernahkah kita mendapatkan pertolongan pada saat kita sedang menghadapi kesulitan? Misalnya, ada persoalan yang sedang kita hadapi atau pada saat kita sedang sakit, dan pada saat yang sama ada orang lain yang dapat memberi pertolongan kepada kita. Tentu pasti kita akan merasa senang dan bahagia. Karena itu setiap orang selalu berharap ada orang lain yang dapat dengan tulus mau menolong dirinya, ketika ia atau kita sedang diperhadapkan pada situasi yang sulit. Namun tidak semua orang yang mau merepotkan dirinya untuk kepentingan orang lain, apalagi harus mengorbankan waktu dan tenaga mereka. Karena itu, banyak orang yang selalu memberi alasan yang bermacam-macam hanya untuk menolak atau menghindar memberi bantuan kepada orang lain. Tidak seperti orang-orang yang membawa seorang sakit kepada Yesus, seperti pembacaan kita saat ini.

Pemahaman Konteks

Kita tahu bersama bahwa dalam Kitab Injil, mengisahkan tentang pelayanan Tuhan Yesus yang luar biasa. Sebab pelayanan Tuhan Yesus tidak hanya dilakukan dalam bentuk pengajaran saja, melainkan juga memberikan penyembuhan terhadap orang sakit yang datang kepadaNya. Karena itu banyak orang dari berbagai kalangan, mulai dari rakyat biasa, kalangan menengah, tokoh agama yang datang kepada Tuhan Yesus untuk mendengar pengajaranNya yang luar biasa itu. Selain itu, banyak orang sakit yang juga di bawa kepada Tuhan Yesus hanya untuk mendapatkan pertolongan dan kesembuhan. Tampaknya dari pengajaran dan kuasa penyembuhan yang Tuhan Yesus lakukan, ternyata telah mengerakkan setiap orang untuk semakin antusias datang karena ingin berjumpa, mendengar pengajaranNya, serta ingin melihat kuasa penyembuhan yang luar biasa tersebut. Dan yang menarik adalah, bahwa Tuhan Yesus tidak pernah menghalangi atau membatasi orang-orang yang datang kepadaNya untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

Pemahaman Teks

Seperti yang terjadi dalam pembacaan kita saat ini, dijelaskan bahwa, ketika Tuhan Yesus berada di sebuah rumah di Kapernaun, tersebarlah kabar tersebut (ayat 1). Artinya, bahwa Nama Yesus telah menjadi populer disetiap kota saat itu, seperti yang dialami di Kapernaun. Bagaimana orang-orang tersebut datang berbondong-bondong, hanya untuk melihat, mendengar pengajaranNya dan menyaksikan kuasa Ilahi yang ada padaNya, untuk memberikan penyembuhan. Karena jumlah orang yang datang sangat banyak, mengakibatkan rumah tersebut tidak lagi dapat menampung orang banyak tersebut, karena sesaknya tempat itu (ayat 2). Situasi tersebut, mengingatkan kita pada cerita tetang Tuhan Yesus yang memberi makan 5000 orang hanya dengan dua ekor ikan dan lima potong roti. Saudaraku, hal ini bukan menyangkut makanan ikan dan roti, tetapi jumlah 5000 orang yang datang bahkan lebih, mau menjelaskan bahwa Tuhan Yesus itu luar biasa.
Karena sesaknya tempat dimana Tuhan Yesus berada, sehingga orang banyak yang ingin berjumpa denganNya, tentu tidak dapat berbuat apa-apa untuk dapat berjumpa denganNya. Pada ayat yang ke 3 dijelaskan bahwa:. “ada orang-orang datang membawa kepadaNya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang”. Sepertinya orang lumpuh tersebut dibawa oleh banyak orang. Bisa jadi bahwa orang-orang tersebut adalah anggota keluarga, kaum kerabat, atau tetangganya. Yang menarik, bahwa mereka berkerinduan untuk menolong orang yang mengalami sakit lumpuh tersebut. Saya yakin bahwa dasar saling mengasihi, dan saling peduli itulah yang membuat orang banyak tersebut, tidak lagi memikirkan kepentingan pribadi mereka, tidak lagi memikirkan teriknya sinar matahari, bahkan jarak tempuh antara tempat tinggal orang lumpuh itu dengan keberadaan Tuhan Yesus mungkin sangat jauh, dengan jalan yang sulit, namun tidak melunturkan semangat mereka untuk membawa si lumpuh kepadaNya.

Sesampainya mereka dirumah dimana Tuhan Yesus berada, dan karena sesaknya tempat itu, mereka tidak dapat menjumpai Tuhan Yesus. Namun berbagai cara mereka harus lakukan hanya untuk orang lumpuh itu dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus dan disembuhkan. Merekapun akhirnya memutuskan untuk naik ke atas rumah dan membongkar atap rumah dan menurunkan si lumpuh kepada Yesus. Mari kita banyangkan bahwa keputusan untuk naik ke atas atap dan membongkarnya, pastilah suatu tindakan yang tidak main-main. Merusak atas rumah orang lain, tanpa seijin yang empunya rumah, tentu merupakan tindakan yang fatal. Namun orang-orang itu harus melakukakannya, hanya dengan satu tujuan, yaitu orang lumpuh dapat disembuhkan Tuhan Yesus. Karena itu, sebelum membongkar atap tersebut, mereka harus sepakat untuk bertanggung jawab memperbaiki atap tersebut. Selain itu untuk melewati tangga menuju keatap, atau menaikkan si lumpuh keatas atap dibutuhkan kerjasama yang baik. Karena tanpa kerjasama yang baik, bisa jadi si lumpuh akan mengalami kendala, misalnya jatuh dari tilam yang mereka angkat atau bawah ke atap rumah. Saudaraku, semangat yang disertai dengan iman dan percaya, bahwa Tuhan Yesus adalah jawaban dala setiap pergumulan dan harapan kesembuhan itulah, yang buat Tuhan Yesus merespon usaha mereka. Karena itu kata Tuhan Yesus kepada orang lumpuh itu: “Hai anakKu, dosamu sudah diampuni”(ayat 5). Hal tersebut dikatakan Tuhan Yesus kepada mereka, karena iman percaya orang banyak tersebut, sehingga membawa orang lumpu kepadaNya.

Saudaraku banyak orang yang ingin dipulihkan oleh Tuhan Yesus, namun ternyata ada juga orang-orang yang terusik atau terganggu. Mereka adalah para ahli Taurat yang memang tidak menaruh percaya kepada kuasa Allah yang ada pada diri Tuhan Yesus yang dapat mengampuni kesalahan orang lain. Mereka berkata: “Mengapa orang ini berkata begitu? IA menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari Allah sendiri?”. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa walaupun Tuhan Yesus mampu memperlihatkan kuasa Ilahi, namun tidak berarti setiap orang dapat percaya bahwa Dia adalah Allah dan Tuhan. Dalam hal inilah, dibutuhkan iman yang kuat seperti yang dialami orang banyak yang membawa si lumpuh kepadaNya. Saudaraku, Tuhan Yesus tahu apa yang ada di dalam hati para tokoh agama tersebut. Karena itu IA mengatakan: “Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah?” (ayat 9). Bagi Tuhan Yesus semuanya mudah. Sebab Dia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan kuasa untuk memberikan kesembuhan kepada setiap orang sakit. Tuhan Yesus kemudian bertanya kepada tokoh agama tersebut, hanya untuk menegaskan bahwa IA berkuasa atas apa saja yang IA kehendaki didunia ini dan tidak ada seorang pun yang dapat membatasi atau menghalangi keinginanNya tersebut untuk melakukan apa saja. Karena itu, IA kembali berkata kepada orang lumpuh itu: “Kepadamu Kukatakan, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah kerumahmu!” (ayat 11). Itulah bukti bahwa IA berkuasa. Angkatlah tilammu merupakan perintah yang patut ditaati oleh si lumpuh, jika ia ingin berjalan. Dan kata pulanglah juga merupakan kata perintah atau amanat pengutusan yaitu untuk menceritakan atau memberitakan tentang kuasa Tuhan yang telah ia peroleh atau rasakan. Seperti amanat pengutusan dalam akhir ibadah jemaat.
Saudaraku, apa yang terjadi ketika seseorang mengalami kesembuhan, tentu ada sukacita, ada kegembiraan, ada ungkapan syukur, ada kebahagiaan. Orang banyak menyaksikan orang lumpu disembuhkan Tuhan Yesus, mereka bukan hanya bersyukur dan bersukacita, lebih dari pada itu, mereka takjub dengan kuasa yang ada padaNya. Mereka memuliakan Tuhan (ayat 12), bahwa apa yang mereka saksikan adalah kasih kasih Tuhan yang ajaib.

Aplikasi

Saudaraku, dari uraian firman Tuhan yang telah kita dengar, apa yang menjadi pokok perenungan bagi kita masing-masing.. Menurut saya ada point penting yang patut kita perhatikan:

  1. Tentang menolong orang lain
    Setiap orang, saya dan saudara pasti mengharapkan pertolongan orang lain. Apalagi pada saat kita diperhadapkan pada situasi sulit. Pertanyaannya adalah pernahkan kita menolong orang lain? pernahkah kita meninggalkan aktivitas atas pekerjaan kita, karena ada orang lain yang harus diberi pertolongan? Mungkin kita pernah melakukannya, atau mungkin kita merasa rugi melakukannya, karena waktu adalah uang. Artinya, bekerja jauh lebih penting karena dapat mendatangkan uang dari pada kita harus mengorbankan waktu hanya untuk menolong orang lain. Kalau itu yang kita pikirkan, lalu bagaimana dengan kita sendiri yang ketika mengalami kesulitan, sakit misalnya dan berharap agar ada orang lain yang dapat memberi bantuan. Namun mereka memikirkan bahwa bekerja dan uang jauh lebih penting dari pada menolong kita. Mari banyangkan apa yang akan terjadi dengan kita. Bagaimana dengan perasaan kita, ketika ada orang lain yang membawa kita ke dokter agar kita dapat di rawat dan sembuh. Mari kita belajar dari kisah Alkitab ini. Bahwa orang yang beriman kepada Tuhan Yesus, selalu melihat orang lain itu berharga, karena itu harus di tolong ketika mereka mengalami kesulitan. Kisah seorang penyamun yang diselamatkan oleh seorang Samaria yang murah hati. Mengapa orang Samaria itu mau menolong seseorang yang tidak dikenalnya, karena ia mungkin membayangkan bagaimana jika yang tergeletak itu adalah dirinya sendiri. Pastilah ia akan mati, karena tidak ada yang menolongnya. Tuhan Yesus mengajarkan untuk kita saling mengasihi. Karena mengasihi sesama adalah wujud iman kita kepadaNya.
  2. Tuhan Yesus adalah jawaban
    Dalam kaiatannya dengan iman, bahwa tidak sedikit orang percaya yang mengalami sakit rohani. Sakit rohani adalah: kita mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak mempercayakan hidup kita secara utuh untuk dibimbing oleh Roh Kudus. Akibatnya ibadah kita, persembahan dan persepuluhan kita, serta aktivitas bergereja sering tidak dinyatakan dengan ketulusan, kejujuran dan kesungguhan kepada Tuhan. Kita hanya melakukannya dengan sekedar, tampa lahir dari hati yang tulus. Sehingga tidak jarang kita bertengkar di gereja, bertengkar di rumah, di kantor dan di tempat lain. Terkadang kita tidak menunjukkan umgkapan syukur kepada Tuhan. Padahal IA, terus memelihara, menyediakan keperluan hidup kita. Karena itu, pelayanan Tuhan dengan berbagai cara ingin membawa kita kepada Tuhan. Waktu dan tenaga diberikan agar kita dapat berjumpa dengan Bapa kita kita di sorga. Orang-orang yang berusaha agar Tuhan memulihkan hidup kita, ia lakukan karena mereka percaya bahwa hanya Tuhan Yesus yang sangguh memulihkan kita. Bahkan hanya Yesus yang dapat mengatakan dosamu sudah diampuni dan pulanglah dalam damai sejahtera Allah. Namun tidak sedikit dari kita yang terus mengeraskan hati untuk menerima ajakan untuk dibawa kepada Tuhan Yesus. Bahkan bukannya merespon para hamba Tuhan yang ingin membawa mereka kepada Tuhan Yesus, malah sebaliknya mereka berteriak salibkan dia dengan cara menghujat, melemahkan dan menjatuhkan. Karena itu pertanyaan yang perlu dipikirkan adalah maukah kita dibawa kepada kepada Tuhan, agar kita mendapatkan pemulihan dan disembuhkan Tuhan Yesus?
  3. Bijak dan berbudi dalam kesulitan.
    Saudaraku, kuasa Tuhan yang senantiasa dihadirkan kepada kita melalui Roh Kudus, sebenarnya mau terus menuntun hidup kita untuk dapat melakukan yang terbaik seperti yang Tuhan kehendaki. Karena itu, orang yang telah dipenuhi oleh Roh Kudus adalah orang-orang yang bijaksana dan memiliki perilaku yang baik dalam hidupnya. Orang-orang tersebut pasti miliki semangat untuk memberi dan semangat untuk menolong orang lain, apalagi ketika orang lain dalam kesulitan. Jika kita mengumpamakan tandu atau tempat tidur si lumpuh adalah rumah kita atau gereja, sedang pembawa tandunya adalah kita sendiri, dan di atas tandu adalah anggota keluarga kita atau warga gereja, maka Tuhan Yeaus mempercayakan setiap kita untuk membawa mereka yang berada di atas tandu kepada Tuhan Yesus. Harus kita pahami, bahwa banyak orang, mungkin anggota keluarga kita, mungkin warga jemaat kita yang memerlukan Tuhan Yesus sebagai jawaban pergumulan dan persoalan hidup mereka. Dan Tuhan Yesus mempercayakan kita sebagai pembawa tandu untuk membawa mereka kepada Tuham Yesus. Tuhan hanya membutuhkan waktu kita, kerelaan kita, kesediaan kita membawa orang-orang sehingga mereka dapat berjumpa dengan Tuhan Yesus. Karena itu, maukah saudaraku, Untuk Tuhan Yesus pakai membawa tandu keselamatan untuk membawa orang lain agar mereka dapat berjumpa denganNya, sehingga Tuhan Yesus dapat memulihkan dan menyembuhkan mereka?

Selamat mempersiapkan pelayanan kita. Percayalah bahwa Roh Kudus akan melengkapi persiapan dan pelayanan kita amin.

Salam Pdt. Samuel Natar, M. Th.

 

Informasi Penulis:

Pdt. Samuel Natar, adalah Ketua Majelis Jemaat GPIB jemaat “Immanuel” Mojokerto. Bertugas di Mojokerto sejak 14 Atustus 2016. Kiranya apa yang dituliskan sebagai bahan tambahan renungan dalam memahami Firman Allah; kebenaran mutlak pada Alkitab, mintalah Bimbingan Roh Kudus untuk mengerti dan memahami makna Firman Allah tersebut

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *