Bacaan Alkitab: Yohanes 6:25-29
Nasihat tentang kerja, orang bijak mengatakan pada kita begini, belajarlah dari semut. Mengapa demikian? Semut memiliki kepekaan yang besar tentang hidup mati dirinya dan kelompok komunitas yang ia tergabung di dalamnya.
Untuk menyambung hari-hari hidup, semut tahu tentang rupa-rupa hal, ia tahu tentang musim, tahu tentang pembagian tugas kala sebuah pekerjaan akan dilaksanakan bahkan hewan ini tidak hidup dalam keegoisan diri sendiri di antara ribuan temannya. Dalam koloninya, seekor semut bisa beraku sebagai intel untuk mencari makan. Ia bisa menjadi seperti seorang peramal cuaca yang baik dan jitu. Ia tahu tentang musim panas adalah waktu yang tepat untuk keluar mencari makan serta musim hujan adalah saat indah untuk berdiam dalam sarang yang hangat. Ia bisa menjadi seorang menajer yang tangguh dalam membagi tugas kerja. Semut bisa
mengakomodir sesama dalam bekerja. Siapa yang di depan yang menuntun sesama mengantar makan ke sarang dan yang di belakang seakan menopang sesama agar bersama bisa sampai di tujuan dengan sepotong kecil makanan yang disiapkan untuk hari kesusahan. Semut selalu memberi diri untuk sesama. Yang menarik seekor semut dalam koloninya mempunyai komitmen untuk memberi diri kepada sesama supaya mereka
secara bersama bisa hidup aman dan sejahtera. Dalam koloni semut, semua bekerja untuk makan dan selamat.
Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi. Kita bukan semut tetapi kita perlu belajar dari hewan kecil yang selalu awas akan hari esok. Ia bekerja untuk hari esok. Ia bekerja untuk hidup. Kita pun bisa lebih dari semut. Kita bekerja bukan hanya untuk hidup melainkan bekerja untuk menggapai hidup kekal. Kalau kita simak ucapan Tuhan Yesus kepada orang banyak yang selalu ikut Yesus kemana juga Ia pergi sungguh sangat menyenangkan. Kata Yesus: “Bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal…” (Yohanes 6 : 27). Apakah yang harus diperbuat supaya dapat memperoleh makanan seperti yang Tuhan Yesus pesankan? Untuk itu kata Tuhan begini: “Inilah pekerjaaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” ( Yohanes 6 : 29).
Untuk hidup orang seorang haruslah bekerja. Yesus, Tuhan kita tidak hanya
mengatakan kerja dan hidup sesaat, melainkan dalam kasih-Nya, Ia menasihati kita kalau seorang percaya bekerja untuk hidup yang kekal. Penampakan kerja untuk hidup kekal bukan terletak pada bersusah payah peras keringat melulu tetapi Yesus mengisyaratkan hal itu dengan menyatakan hanya percaya. Percaya identik dengan kerja. Kepada siapakah kita percaya? Jawaban untuk itu ialah seperti yang Tuhan Yesus katakan: “Hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” ( Yohanes 6:29). Siapakah Dia? Dia adalah Yesus.
Salam. Jw.
Medio-SHALOM-10082014