Mengaku Dosa Mendatangkan Berkat

Sabda Guna Krida
Materi Khotbah ibadah keluarga
Rabu, 6 Juni 2018

MENGAKU DOSA MENDATANGKAN BERKAT
Ezra 9 : 1 – 15
Oleh: Pdt. Samuel Natar, M. Th.

Pendahuluan

Ada istilah yang sering kita dengar, bahwa sebaik-baiknya seseorang, pasti pernah berbuat kesalahan. Ungkapkan ini tidaklah salah. Karena, setiap orang siapapun dia, pasti pernah berbuat salah dan dosa. Karena itu harus kita pahami, bahwa perbuatan dosa tidak hanya sebatas perbuatan saja, seperti mencuri, bersaksi dusta, membunuh, atau berzinah, serta perilaku yang menyimpang. Dosa juga bisa lahir dari pikiran, atau keinginan-keinginan yang menyesatkan yang tentu bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Pemahaman Konteks

Dalam bacaan kita saat ini, yang diberi tema: “MENGAKU DOSA MENDATANGKAN BERKAT, tampaknya mau mengungkapkan mengenai tindakan umat Allah yang selalu melakukan penyimpangan dari Allah yang akhirnya mendatangkan dosa.
Saudaraku, Kita tahu bersama, bagaimana karakter hidup yang dilakoni bangsa Israel, sebagai umat pilihan Allah. Alkitab banyak mencatat tentang sikap umat Israel yang sering melakukan pemberontakan kepada Allah. Salah satu bukti, adalah perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju ke tanah Kanaan. Sangat nyata bagaimana Tuhan memperlihatkan KuasaNya, bukan hanya kepada umatNya saja, melainkan juga kepada bangsa Mesir sendiri, melalui sepuluh tulah. Selain itu, Allah juga memperlihatkan kuasaNya, melalui tiang awan dan tiang api, Laut Teberau terbelah, makanan manna, kebutuhan air minum Di padang gurun. Situasi yang Tuhan hadirkan kepada umatNya, sebenarnya merupakan bukti bahwa sungguh mengasihi dan berpihak kepada mereka. Namun pada kenyataannya umat Israel, selalu memperlihatkan sikap yang bertentangan dengan keinginan Allah kepada mereka. Salah satunya adalah, ketika mereka membuat lembu emas dan menyembahnya (Keluaran 32 : 2 – 4). Tindakan umat Israel yang menyimpang dan sering dipertontonkan atau didemonstrasikan kepada Allah, membuat IA semakin tidak menyukai perilaku mereka. Bahkan Allah sendiri berkata kepada Musa: “Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk” (Keluaran 32 : 9). Artinya, bahwa Allah ingin mengatakan bahwa perilaku atau karakter umat pilihan Allah tersebut, akan selalu DIA alami dan hadapi dalam perjalanan hidup mereka. Bahwa sikap memberontak kepada Allah, tentu menjadi suatu kebiasaan yang tidak mungkin mereka tinggalkan.

Hal tersebut juga dihadapi dan dialami oleh Ezra dalam bacaan kita.
Kitab Erza mencatat, bahwa akibat dari sikap umat yang sering memberontak kepada Allah, membuat Tuhan Allah menghukum mereka. Mereka diperbudak dan menjalani hukuman yang tidak ringan di Babel dan Persia. Namun karena kemurahan Tuhan, umat Israel dikembalikan ke tanah leluhur mereka di Kanaan. Salah satu tujuan mereka kembali ke tanah Kanaan, untuk mendirikan Rumah Tuhan (Ezra 1 : 2 – 6), agar mereka kembali menyembah Allah. Kerinduan Allah kepada umatNya, bahwa sekembalinya mereka ke tanah leluhur, dan dengan pengalaman menjadi budak di Babel dan Persia beberapa waktu lamanya, dapat menyadarkan mereka dan kembali hidup dan taat seperti yang Tuhan inginkan. Akan tetapi, Kerinduan Allah agar umat mengalami pertobatan dan hidup seperti kehendakNya, ternyata tidak terwujud. Seperti yang terjadi pada zaman Ezra, dimana pelanggaran yang mengakibatkan dosa, tetap dilakukan oleh umat pilihanNya. Akibatnya, Tuhan Allah kembali menghukum mereka. Dengan kata lain, bahwa walau umat telah dipulangkan dari perbudakan di Babel dan Persia, ke Tanah Kanaan, namun mereka tetap hidup dalam penderitaan.

Pemahaman Teks

Dalam bacaan tadi, Ezra mengungkapkan bahwa perbuatan dosa yang membuat mereka tetap mengalami penderitaan di tanah leluhur mereka sendiri adalah, adanya ungkapkan bahwa”Orang-orang Israel awam, para Imam dan orang-orang Lewi tidak memisahkan diri dari penduduk dengan segala kekejiannya” (ayat. 1). Ezra mengungkapkan, bahwa seharusnya kebiasaan bangsa-bangsa yang ada disekitar orang Israel, yaitu orang Kanaan, orang Get, orang Feris, orang Yebus dan lainnya, yang melakukan penyembahan kepada allah lain, tidak harus diikuti oleh umat Allah. Karena bagi Tuhan, menyembah kepada allah lain, selain Allah Israel, tentu menjadi kekejian bagi Tuhan. Selain itu, dosa yang membuat mereka menderita adalah, ketika mereka telah mengambil Istri dari antara anak perempuan orang-orang itu untuk diri sendiri dan untuk anak-anak mereka, sehingga bercampurlah benih yang kudus dengan penduduk negeri, bahkan para pemuka dan penguasalah yang lebih dahulu melakukan perbuatan yang tidak setia itu (ay. 2). Ezra sungguh merasa terkoyak hatinya, karena perbuatan dosa malah dilakukan oleh orang-orang yang dipilih Tuhan Allah sendiri, para pemuka atau pemimpin umat. Yang seharusnya mereka menjadi teladan bagi umat Israel. Malah sebaliknya, mereka yang menjadikan perilaku buruk bagi umat, sehingga umat Israel membuat perilaku yang sama seperti yang mereka lakukan.
Perilaku bejat yang telah dilakukan oleh umat pilihanNya, membuat Ezra menjadi sangat malu dihadapan Allah (ayat. 3). Ezra menyesali perbuatan dosa yang bangsanya telah lakukan kepada Allah. Karena itulah, ia memohon agar Tuhan Allah, menunjukkan belaskasihan kepada umatNya, melalui doanya, setelah semuanya sudah terjadi (ayat. 6). Bahkan Ezra mengakui, bahwa dosa bangsanya, sudah terjadi sejak zaman nenek moyang mereka (ayat. 7). Karena itulah, Ezra kemudian menegaskan kepada bangsanya, bahwa mereka harus meninggalkan perilaku yang melahirkan kekejian bagi Tuhan, sehingga mendatangkan penghukuman. Ia juga mengingatkan umat Israel, agar mereka tidak lagi memberikan anak perempuan mereka kepada anak laki-laki diluar bangsa Israel. Begitu pula sebaliknya, bahwa mereka tidak boleh mengambil anak perempuan bangsa lain, selain anak perempuan bangsa sendiri. Hal tersebut ditegaskan Ezra, agar kesejahteraan tetap menjadi milik mereka dan tentu mereka akan semakin kuat (ayat. 12). Ezra mengingatkan dan menyadarkan umat Israel, akibat dari perbuatan yang jahat dan sangat tidak disukai Allah, agar Tuhan Allah kembali peduli dan mengubah penderitaan yang mereka alami, dengan suasana yang mendatangkan damai sejahtera dalam kehidupan mereka.

Aplikasi

Saudaraku, dari uraian Firman Tuhan yang telah kita dengar, pesan apa yang patut menjadi perenungan kita bersama keluarga saat ini..?? Menurut saya, ada beberapa point penting yang patut menjadi catatan penting bagi kita masing-masing :

  • Perilaku dosa
    Bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari dosa. Saudara dan saya, kita semua pasti tidak terluput dari berbagai perbuatan yang dapat melahirkan dosa. Karena itu Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 1 : 8 mengatakan: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita”. Dosa itu, seperti virus yang berusaha untuk melemahkan daya tahan iman percaya kita kepada Kristus Yesus. Tuhan Yesus pun mengakui, bahwa kita manusia memiliki keterbatasan dalam mewujudkan iman yang sejati kepada Allah. Karena itu, Tuhan Yesus senantiasa mengingatkan umatNya; “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:  roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat. 26 : 41). Dalam kaitannya dengan kelemahan dan keterbatasan kita menghadapi kuasa dosa Itulah, mengakibatkan Tuhan Yesus menganugrahkan kepada kita Roh Penolong, yaitu Roh Kudus. Peran Roh Kudus, dihadirkan kepada kita, untuk mengingatkan kita bahwa penebusan dosa yang telah Tuhan Yesus berikan kepada kita melalui kematian dan KebangkitanNya, hanya berlaku sekali. Karena itu, Roh Kudus, senantiasa mengingatkan kita untuk memanfaatkan hidup yang Tuhan Yesus berikan, agar kita dapat melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
  • Memohon Belas Kasihan Tuhan
    Hidup yang kita dapat jalani sampai dengan saat ini, sebenarnya merupakan anugerah Tuhan yang Luar biasa. Sebab itu, kita patut bersyukur, bahwa kita dapat menikmati kebersamaan dengan anggota keluarga kita, bersama dengan orang lain yang ada disekitar kita. Terkadang kita tidak setia kepada Tuhan. Terkadang kita menjauh dari Tuhan. Terkadang kita tidak mau, Tuhan Yesus mengarahkan hidup kita sesuai keinginannya. Tetapi, Tuhan Yesus selalu memperlihatkan kesetiaanNya kepada kita. DIA tetap memberkati kita, menyediakan berbagai keperluaan hidup kita. DIA menjaga seluruh anggota keluarga kita dalam aktivitas pekerjaan masing-masing orang. Luar biasanya, Tuhan yang kita sembah. DIA selalu ada dalam setiap waktu dan kesempatan. Ketika kita sedang bersedih atau berduka, DIA dengan caranya memberikan kekuatan dan penghiburan. Tuhan Yesus hanya selalu ingin mendengar dari kita, permohonan belaskasihan yang kita sampai kepadaNya. Sebab dengan permohonan tersebut, DIA mengetahui bahwa sebenarnya kita membutuhkan kehadiranNya. Pengampunan dosa akan selalu diberikan kepada kita, asal kita mau berseru dan memohon belaskasihan kepada Tuhan Yesus. Dan DIA yang empunya belaskasihan, akan menganugrahkan pengampunanNya kepada kita. Karena, Tuhan Yesus ingin kita mengakuiNya sebagai Sang Mala Pengampun yang memiliki belaskasihan. Itulah Tuhan Yesus yang kita sembah. Dan tidak ada allah yang seperti Tuhan Yesus. Bersyukurlah…
  • Harapan Masa Depan
    Saudaraku, iman percaya kita kepada Allah di dalam Kristus Yesus, tidak hanya sampai kepada janji keselamatan, tetapi janji tentang Rumah Bapa. Dalam Injil Yohanes 14 : 2 – 3. Tuhan Yesus mengatakan tentang janji Rumah Bapa. Is katakan Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Dan Dia akan menyiapkan untuk kita. Tuhan Yesus sendiri katakan, dimana Aku berada, kamu pun akan berada di sana. Artinya, bahwa Tuhan Yesus tidak pernah membuat Perjanjian yang kosong. Ketika IA berjanji, maka IA juga akan membuktikan janji-janjiNya. Seperti janji keselamatan yang telah digenapiNya. Tuhan Yesus hanya mengharapkan kita mempercayakan keselamatan dan kehidupan yang akan datang ke dalam tangan dan KuasaNya. Tuhan Yesus ingin, akan kita sungguh-sungguh menjadikan diriNya sebagai Allah yang berkuasa, yang bukan hanya menjanjikan keselamatan dan penyertaan, tetapi menjanjikan hari depan yang penuh pengharapan Dan damai sejahtera yang kekal yaitu Rumah Bapa yang dinantikan oleh semua orang. Amin.

Selamat mempersiapkan pelayanan ibadah dan pemberitaan Injil Kristus, yakinkanlah bahwa Roh Kudus akan menolong kita. Sehingga pelayanan kita menjadi berkat bagi kita bersama keluarga dan seluruh jemaat. Amin.

Salam Pdt. Samuel Natar, M. Th.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *