Penyerahan Diri Total Kepada Tuhan

Sabda Guna Darma
Materi Khotbah
Minggu, 10 Juni 2018
Lukas 7:36-40
Oleh: Pdt. Samuel Natar, M.Th.

Pendahuluan

Haruslah kita pahami bahwa, semua manusia tentunya tidak luput dari kesalahan yang berdampak pada dosa. Itulah sebuah realita kehidupan yang tidak dapat dipungkiri oleh setiap orang. Tidak sedikit orang, ketika telah melakukan kesalahan, mau mengakui perbuatannya. Mengapa demikian? Mengakui suatu kesalahan, bisa berdampak dua Hal. Pertama, yaitu bisa mendapatkan pujian, hubungan pertemanan akan semakin lebih baik. Hal tersebut bisa terjadi kalau setiap orang memiliki kemurahan hati dan belas asih. Namun orang seperti ini masih sangat jarang kita jumpai. Yang kedua adalah orang akan memperlihatkan reaksi marah, kecewa, bahwa melahirkan kebencian, terhadap mereka yang mau mengakui kesalahannya.

Contoh cerita: dlm sebuah kelas, ada seorang anak yang mengambil barang milik temannya, misalnya: buku, pulpen, atau handphone. Kejadian kehilangan barang salah seorang murid tentu menimbulkan relasi di dalam kelas. Sang pemilik barang tentu sangat marah, kecewa, sehingga menuduh bahwa pasti salah seorang temannya yang mengambil barang miliknya tersebut. Bagaimana dengan salah satu murid yang mengambil dan ingin jujur mengakuinya?? Tentu konsekuensinya, yaitu siap di terima permohonan maaf oleh si pemilik barang dan tetap dijadikan sebagai teman, atau siap mendapatkan cacimaki, amarah dari si pemilik barang yang di ambil dan dijauhi oleh teman-teman lainnya.Hubungan yang awalnya baik, akan menjadi tidak baik. Namun, itulah sebuah komitmen kejujuran yang harus dihadapi oleh setiap orang Jika ingin menjadi yang lebih baik. Karena itu, mengapa terkadang orang mengatakan jujur itu mahal hargannya. Karena kejujuran itu selalu menghadirkan berbagai dampak..

Pemahaman Konteks

Setelah Yesus berbicara kepada dua orang murid Yohanes Pembaptis yang menjelaskan tentang diriNya dan pelayananNya (Lukas 7:22), IA kemudian memberi pengajaran kepada orang banyak yang ingin mendengar pengajaranNya. Sepertinya, pengajaran Yesus tampaknya memiliki daya tarik yang luar biasa. Sebab, setiap hari orang banyak terus mencari Yesus, selain untuk mendengar Firman Tuhan yang disampaikan, mereka juga membawa orang sakit, agar dapat disembuhkan Tuhan Yesus.
Saudaraku, memang patut diakui, bahwa orang-orang yang mendengarkan tentang pengajaran Yesus, datang dari berbagai kalangan yag berbeda-beda (ayat 29) termasuk juga orang Farisi dan perempuan yang terkenal berdosa. Artinya, bahwa Tuhan Yesus tidak pernah membatasi karya pelayanan dan pengajaranNya hanya kepada orang tertentu saja. Melainkan kepada setiap orang yang merindukan perkataanNya, dan mereka datang dari berbagai tempat untuk dapat mendengar apa yang IA katakan dan ajarkan. Di antara mereka adalah Simon seorang Farisi dan perempuan pendosa.

Pemahaman Teks

Walaupun mungkin Simon seorang Farisi yang awalnya tidak menyukai mengajaran Yesus, seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang lain, khususnya menyangkut pengajaran tentang Yohanes Pembaptis (Lukas 7:30) Tetapi, setelah mendengar seluruh pengajaran Yesus, ada suatu kerinduan untuk mengenal lebih dalam tentang Yesus dan pengajaranNya. Karena itu, ia mengundang Yesus untuk makan bersama dengan anggota keluarga dan juga kaum kerabatnya. Artinya bahwa Simon orang Farisi ini menginginkan bahwa pengajaran Yesus yang telah ia dengar dan kuasa yang ada pada diri Yesus, dapat juga diceritakan kepada anggota keluarga dan kaum kerabat yang lain, sehingga mereka juga dapat merasakan berkat Tuhan. Disisi lain, ada seorang perempuan yang memiliki status di mata masyarakat sebagai perempuan pendosa (ayat. 37a). Sepertinya perempuan ini merupakan pekerja seks atau seorang perempuan penghibur yang cukup populer di mata masyarakat. Tampaknya kepopuleran perempuan pendosa ini menjadi suatu persoalan bagi kaum perempuan dan para ibu. Sebab akibat kehadiran perempuan pendosa ini, pasangan suami isteri sering mengalami pertengkaran, dan tidak jarang mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga dan mengakibatkan perceraian. Bisa jadi bahwa ketika ia mendengarkan pengajaran Yesus, khususnya menyangkut pertobatan yang sering dikumandangkan Yohanes Pembaptis, telah menyadarkan dirinya, akibat dosa yang terus membelenggu hidupnya. Karena itu, ia ingin berjumpa dengan Yesus. Namun yang menjadi persoalan adalah, pasti ia akan mengalami penolakan dari berbagai pihak, khususnya Simon yang adalah seorang tokoh masyarakat yang mengundang Yesus makan dirumahnya, bersama keluarganya. Namun dorongan yang sangat besar untuk berjumpa dengan Yesus, agar IA dapat memulihkan keadaannya, tidak melunturkan semangat perempuan pendosa ini untuk berjumpa dengan Yesus. Mungkin ia harus mengunakan cadar untuk penutup mukanya agar tidak diketahui orang, mungkin ia harus mengendap-endap atau dengar cara sembunyi-sembunyi untuk sampai kepada Yesus, mungkin dia harus bertengkar dengan orang lain atau anggota keluarga Simon agar dapat berjumpa dengan Yesus. Yang jelas bahwa semangat yang besar dan perasaan yang bergelora yang hadir dari dalam dirinya, mengakibatkan apa pun kendala dan resiko penolakan sekalipun tidak membuat ia menyerah untuk dapat berjumpa dengan Yesus (ayat 37b). Ketika kerinduan perempuan pendosa ini terwujud, ia menumpahkan seluruh perasaan bersalahnya kepada Tuhan Yesus. Perempuan pendosa ini tahu, bahwa hanya Yesus yang dapat mengubah hidupnya menjadi lebih baik dan terhormat di hadapan Allah. Karena itu, iya mencium kaki Yesus, iya menangis dan air matanya membasahi kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya (ayat 38). Saudaraku, bagi perempuan, air mata adalah simbol penyesalan dan rasa bersalah tetapi juga simbol kegembiraan, serta sukacita dan rambut bagi perempuan merupakan mahkota keindahan. Karena itu, setiap wanita sangat merawat rambutnya dengan baik, karena bagi mereka, rambut merupakan suatu yang berharga dan ada kebanggaan tersendiri memiliki rambut yang indah. Perempuan pendosa tersebut dia menangis di kaki Yesus, mau menjelaskan dua hal. Pertama, ia menangis karena rasa bersalah dan penyesalannya atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya selama ini dan dia ingin mengakui semuanya dihadapan Tuhan. Yang kedua, ia menagis karena gembira, bukan hanya ia dapat berjumpa dan mengungkapkan seluruh perasaan bersalahnya kepada Yesus, melainkan ia tahu bahwa Yesus yang ia jumpai adalah Tuhan yang dapat memberi pengampunan dan dapat memberikan cinta kasih kepadanya. Sedangkan rambut dan minyak wangi mau mengambarkan tentang pemberian yang sempurna dari perempuan pendosa yang paling berharga adalah rambut dan minyak wangi sebagai harta yang paling berharga dan diberikan kepada Tuhan Yesus. Bagaiamana respon Tuhan Yesus menyikapi undangan Simon dan perempuan berdosa tersebut..?
Pada ayat 44-46 Firman Tuhan berkata: “Sambil berpaling kepada Simon: “Engkau melihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberi aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasuhi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tidak henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi”. Dalam hal ini, Yesus ingin memberi penilaian tentang pelayanan yang sejati. Simon melayani Yesus dengan kemewahan, namun tidak disertai dengan ketulusan hati. Simon hanya sekedar mengundang Yesus, mungkin ia dan keluarganya ingin mendapatkan sesuatu dari pengajaran Yesus, namun sepertinya pengajaran Yesus tampaknya belum dalam mengubah perilaku mereka dihadapan Tuhan, karena tidak adanya ungkapan pertobatan dan penyesalan. Hal tersebut tergambar dari cara mereka melayani Yesus. Sedangkan perempuan pendosa, di mata Yesus, bahwa dia sungguh-sungguh menunjukkan penyesalannya dan memohon pertobatan. Perempuan pendosa ini memperlihatkan pelayanannya yang tulus dan sungguh-sungguh. Bahkan dia rela memberikan hartanya yang paling berharga, sebagai ungkapan syukurnya kepada Allah. Karena itu, jawab Tuhan Yesus kepada perempuan berdosa rersebut: “Dosamu telah diampuni” dan “imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat” (ayat. 48, 50). Tentu perempuan tersebut mengalami sukacita yang luar biasa, karena Tuhan Yesus telah mengubah hidupnya menjadi benar di hadapan Allah.

Aplikasi

Dari Firman Tuhan yang telah kita dengar bersama, pesan apa yang dapat kita bawa pulang, agar hidup kita dapat berarti bagi Tuhan dan sesama..??? menurut saya ada beberapa hal yang patut kita renungkan bersama :

  • Tentang Pengajaran
    Kita tahu bersama, bahwa Firman Tuhan yang sering kita dalam setiap ibadah Minggu dalam dalam ibadah lainnya, adalah juga bentuk pengajaran Kristus yang disampaikan kepada setiap kita. Tujuannya, agar kita semua dapat di bimbing dan dan diarahkan seperti yang Tuhan inginkan. Namun tidak sedikit dari kita, malah mengindahkan pengajaran Kristus tersebut. Bahkan tidak jarang kita melakoni hidup ini tidak sesuai dengan pengajaran Kristus, walau kita sering aktif dalam persekutuan ibadah umat. Dalam kisah yang disampaikan oleh penginjil Lukas misalnya, banyak orang yang datang, bahkan berbondong-bondong kepada Yesus, tentunya karena mereka ingin mengetahui isi pengajaran Yesus. Namun memang tidak semua orang yang datang kepada Yesus dapat menerapkan pengajaranNya dalam hidup mereka. Karena itu ilustrasi Yesus tentang perumpamaan seorang penabur, yang dikisahkan bahwa benih itu ada yang jatuh di tanah yang berbatu, lalu ia tumbuh, namun ia tidak dapat bertahan karena tidak mendapatkan air dan menjadi kering dan mati, ada yang jatuh di tengah semak belukar, ia tumbuh, namun semak belukar menghimpitnya akhirnya ia mati, dan ada yang jatuh di tanah yang subur, ia tumbuh dan menghasilkan buah. Tidak jarang dari kita mendapatkan benih Fiman yang baik, namun kita seperti tanah yang berbatu, yang diliputi oleh kekerasan hati, egois, dipenuhi oleh hawa nafsu, akibatnya pengajaran firman Tuhan yang kita dengan, malah membuat kita menjadi tersinggung dan marah. Akibatnya Firman Tuhan bukan lagi menjadi berkat, tetapi malah menajdi batu sandungan. Simon orang Farisi tersebut, walau ia mengundang Yesus di rumahnya, namun masih ada kekerasan hati untuk mau mengungkapkan kesalahan yang mungkin telah ia lakukan. Bahkan Iya tetap dengan kesombongan, ketika ingin bergaul dengan Yesus. Akibatnya ia hanya sedikit mendapatkan belaskasihan dari Yesus. Tidak seperti perempuan pendosa yang memberikan hidupnya dan barang berharganya, agar ia mendapatkan kasih Yesus. Akibatnya, Tuhan Yesus menunjukkan belaskasihNya,dan dosanya diampuni.
  • Dampak dari setiap pemberitan Firman Tuhan.
    Harus kita pahami bahwa setiap kita telah mendengar Firman Tuhan, sebenarnya harus berdapat pada perubahan hidup kita. Karena itu, ketika Tuhan Yesus mau meninggalkan para murid, Dia berjanji memberikan kepada kita Roh Penolong, yaitu Roh Kudus. Tugas atau peran dari Roh Kudus, untuk membimbing setiap kita sebagai orang percaya, agar dapat memberlakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita. Mengapa demikian, sebab Tuhan Yesus menginginkan kita tetap san terus menjadi lebih baik, dan menjadi anak-anak yang semakin berharga dihadapan Tuhan. Dengan cara, mempersembahkanhidup, waktu kita, serta harta yang paling berharga kita kepada Tuhan, sebagai bentuk pertobatan yang kita nyatakan kepada Allah. Seperti yang dilakukan oleh perempuan pendosa dalam renungan tadi, dimana dia menyerahkan seluruh hidupnya dan harta yang paling berharga kepada Tuhan. Apa kata Tuhan Yesus kepadanya: Dosamu telah di ampuni dan imanmu telah menyelamatkan engkau dan pergilah dengan selamat. Maukah pernyataan Tuhan kepada perempuan pendosa tadi, dikatakannya juga kepada kita..??
  • Bagaimana cara kita melayani Yesus?
    Sebagaimana yang dilakukan oleh perempuan berdosa tersebut kita diajar untuk memberikan semua yang terbaik dalam setiap pelayanan. Dalam status yang dimiliki oleh perempuan berdosa tersebut, terhina, termaginalkan, orang yang tidak berharga. Namun dalam kondisi seperti itu, ia tetap memberikan segala sesuatu yang berharga. Begitupun kita, marilah kita melayani dengan sepenuh hati menyerahkan semua yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan. Tidak perlu terpengaruh oleh orang lain mengenai cara mereka menunjukkan pelayanan mereka kepada Tuhan. Tetapi biarlah pelayanan kita lahir dari hati yang tulus dan sungguh-sungguh. Pelayanan kepada Tuhan Yesus, tidak harus karena kita memiliki status sosial yang terpandang di mata masyarakat baik, seperti Simon. Tetapi siapa pun kita, Tuhan Yesus panggil untuk melayani Dia. Seperti yang dialami oleh perempuan pendosa tadi. Ia mau menyerahkan hidupnya sebagai pendosa, agar Tuhan dapat mengubahnya menjadi seorang yang dapat melayani Tuhan. Rasul Pualus, adalah seorang pendosa, tetapi Tuhan mau mengubah hidupnya menjadi orang yang dapat Tuhan pakai. Bagaimana dengan kita saudaraku, apakah kita mau menyerahkan hidup kita untuk Tuhan pakai untuk melayani Dia?? Saudaraku, kita ini sama seperti perempuan berdosa, atau sama seperti seorang anak yang sering berbuat dosa dengan mencuri barang temannya, namun Tuhan telah mengubah kita dengan kematian dan kebangkitanNya. Tuhan Yesus ingin, menjadikan kita berharga bagiNya, dengan melibatkan kita menjadi pelayananNya, sehingga banyak orang yang akhirnya datang kepada Yesus dan memohon belaskasih dan memperoleh pengampunan dari Tuhan Yesus, seperti perempuan pendosa yang mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan. Amin.

Saudaraku, selamat mempersiapkan pelayanan kita dengan baik, sambil tetap melihat Kristus. Percayalah DIA yang maha kasih akan menyempurnakan pelayanan kita. Tuhan Yesus berkati. Amin.

 

Salam

 

Pdt. Samuel Natar, M. Th.

 

Informasi Penulis:

Pdt. Samuel Natar, adalah Ketua Majelis Jemaat GPIB jemaat “Immanuel” Mojokerto. Bertugas di Mojokerto sejak 14 Atustus 2016. Kiranya apa yang dituliskan sebagai bahan tambahan renungan dalam memahami Firman Allah; kebenaran mutlak pada Alkitab, mintalah Bimbingan Roh Kudus untuk mengerti dan memahami makna Firman Allah tersebut

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *