Sabda Bina Umat
Materi Khotbah ibadah Keluarga
Rabu, 2 Mei 2018
Rut. 4 : 13 – 17
MELIHAT RANCANGAN TUHAN, DAN BERTINDAK DIDALAMNYA.
Oleh: Pdt. Samuel Natar
Pendahuluan
Tidak seorang pun yang dapat memprediksi perjalanan hidup orang lain, seperti apa nanti hidupnya kelak. Walaupun mama Lorent (alm) atau yang sekarang mbak Marijan yang katanya mampu memprediksi masa depan orang, sehingga tidak sedikit para artis yang datang, hanya ingin mengetahui masa depan mereka. Namun menurut hemat saya, bahwa sebenarnya mereka sedang dibutakan oleh hayalan-hayalan semu, yang sebetulnya pasti akan Jauh dari harapan mereka. Jadi Jangan mudah mempercai ramalan orang lain, karena dia pun tidak dapat meramal masa depannya sendiri. Seperti yang Rut alami dalam hidupnya, yang Dikisahkan dalam bacaan kita saat ini.
Pemahaman konteks
Dalam bacaan kita saat ini sedang membicarakan mengenai perjalanan hidup Rut bersama Naomi, ibu mertuanya. Dikisahkan dalam kitab Rut 1, bahwa Naomi memiliki dua orang anak mantu, bernama Orpa dan Rut. Namun kematian Elimelek suami Naomi, demikian juga kematian Marlon dan Kilyon (Rut 1:5), tentu menimbulkan kedukaan dan kesedihan bagi Naomi, Orpa dan Rut. Sebab orang-orang yang mereka cintai dan menjadi andalan keluarga telah pergi untuk selama-Lamanya. Siapa lagi yang akan menjadi andalan mereka. Mereka tidak pernah membanyangkan masa depan mereka akan berakhir seperti itu.
Sebagai ibu mertua yang baik, Naomi sadar bahwa anak-anak mantunya masih muda dan tentu mereka pun dapat melanjutkan masa depan mereka, bisa kembali hidup dalam sebuah keluarga. Tentu menjadi impian setiap orang, termasuk juga Orpa dan Rut. Karena itu, berbagai desakan disampaikan Naomi kepada Orpa dan Rut, agar mereka dapat pulang ke kampung halamannya masing-masing (Rut 1:8, 11-12). Naomi melakukan tindakkan seperti itu, untuk memberi kesempatan dan kebebasan, agar mereka dapat memikirkan hidup dan masa depan mereka masing-masing. Selain itu, Naomi pun tidak lagi dapat menjamin masa depan mereka berdua, karena Naomi tidak memiliki anak laki-laki lain, untuk dijadikan suami mereka.
Pada akhirnya Orpa memutuskan untuk mendengar permitaan ibu mertuanya dan kembali pulang ke kampung halamannya. Tetapi yang menarik perhatian kita adalah Rut. Ia tetap bersikeras untuk terus mengikuti ibu mertuanya. Seperti yang ia katakan: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; Sebab kemana engkau pergi, dan dimana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; dimana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut” (Rut 1:16-17). Pernyataan Rut ini menyadarkan Naomi, bahwa Rut menyerahkan sepenuhnya hidup dan masa depannya hanya kepada Tuhan. Rut sadar, bahwa keputusasaan mengikuti ibu mertuanya, adalah wujud kesetiaan, rasa cinta dan Hormat kepada ibu mertuanya. Walau pun demikian, ia juga sadar bahwa tentu ia juga akan diperhadapkan dengan berbagai konsekwensi dan resiko menyangkut masa depannya. Tentu bagi setiap ibu mertua, jika mendapatkan mantu seperti Rut, maka berapa berbahagianya ibu mertua tersebut, bagaikan mendapatkan sebongkah berlian.
Pemahaman Teks
Dalam perjalanan hidup Rut bersama Naomi ibu mertuanya, tentu suka duka dialami dan dilewati oleh mereka berdua di Betlehem kampung halaman Naomi.
Untuk mempertahankan kehidupan mereka, maka Rut harus bekerja, Sedangkan Naomi mungkin sudah dimakan usia, sehingga ia lebih banyak di rumah, atau mengerjakan pekerjaan rumah. Tampaknya Boas salah satu kerabat Naomi sangat memberikan perhatiannya kepada Rut. Mungkin Karena perilaku Rut dan rasa hormat tidak hanya ditunjukkan kepada Ibu mertuanya, tetapi juga kepada orang lain (Rut 3:11), membuat Boas tidak hanya memberi keleluasaan kepada Rut untuk bekerja diladangnya, tetapi juga menaruh perhatian lebih kepadanya. Apalagi budaya Israel bahwa sanak keluarga dapat menebus anggota keluarganya yang lain, untuk di peristri demi melanjutkan atau mempertahan sebuah tradisi atau a day istiadat di Israel. Tampaknya Boas merasa terpanggil untuk menebus Rut menjadi bagian dalam keluarganya. Nasehat dan arahan Naomi kepada Rut untuk menghampiri Boas saat ia beristirahat, telah membuat Boas beriktiar untuk menjadikan Rut menjadi istrinya. Namun harus juga dipahami bahwa arahan Naomi Dan tindakan Rut, bukan untuk merendahkan dia, atau dilihat bahwa Rut merupakan seorang perempuan murahan. Tidak, melainkan untuk mengingatkan tentang suatu trsdisi budaya lokal kepada Boas. Selain itu, bagi masyarakat saat itu, bahwa Rut seorang perempuan yang baik budi dan lakunya, sehingga Boas berkeinginan kuat untuk menjadikannya sebagai Istri.
Saudaraku, Rut tidak pernah tau jalan hidupnya. Dia hanya menyerahkan sepenuhnya hidupnya kepada Tuhan. Dan Tuhan mempersiapkan sosok seorang yang baik Dan taat kepada Tuhan yaitu Boas. Dia bukan hanya seorang pengusaha yang memiliki kebun atau ladang dan para pekerja, tetapi juga seorang yang sangat mengasihi Tuhan. Bagi Rut dan Boas, mereka tidak pernah terpikirkan akan hidup bersama sebagai suami dan Istri dan hidup sebagai satu keluarga. Sebab Rut orang Moab dan Boas orang Israel yang tinggal di Betlehem.
Dari Boas, Rut mendapatkan seorang anak laki-laki (ay. 13). Bagi orang Israel bahwa anak laki-laki merupakan suatu kebanggaan, Karena tradisi melanjutkan masa depan keluarga. Hal itu membuat banyak perempuan yang memuji Naomi atas kesetiaan Rut yang Luar biasa itu kepadanya. Memang kesetiaan Rut sangat besar kepada mertuanya. Dia rela melakukan apa saja untuk menyenangkan hati
Naomi mertuanya. Berapa berbahagianya Naomi, Sebab ia tidak hanya menemukan seorang anak mantu yang baik hati saja, tetapi ia juga telah mendapatkan cucu yang kemudian dinamakan Obed.
Saudaraku rancangan masa depan Rut memang sangat Luar biasa. Wujud dari kesetiaan yang tulus, tidak hanya membuat masa depannya cerah, melainkan juga dari keturunannya, telah melahirkan orang besar seperti Raja Daud dan Tuhan Yesus. Memang tak seorang pun yang dapat memprediksi masa depannya. Seperti yang Rut alami, hidupnya ia jalani dengan tetap berkeyakinan bahwa, Tuhan Allah yang ibu mertuanya dan yang ia sembah adalah Tuhan yang berkuasa mengubah hidupnya dan bahkan berkuasa merancang masa depannya.
Aplikasi
Saudaraku apa yang dapat kita renungkan dari Firman Tuhan saat ini bagi kita. Menurut saya ada beberapa hal :
- Menunjukkan kesetiaan, kebaikan, rela berkenan, ringan tangan untuk memberi bantuan kepada orang lain, adalah suatu perilaku yang terpuji. Apalagi dilakukan dengan tulus, iklas dan tanpa pamri, serta dilakukan kepada semua orang tanpa kecuali. Sangat jarang dari kita yang dapat melakukan pembuatan terpuji seperti itu. Kalaupun ada, seperti mencari jarum dalam tumpukan Jeremi. Biasanya orang melakukan bantuan kepada orang lain, Karena ada maunya atau karena ada apa-apanya. Semoga kita tidak seperti itu.
- Tampaknya setiap pembuatan yang baik dan tulus dilakukan, ada upahnya. Seperti pengalaman Rut yang melakukan kebaikan bukan hanya kepada Ibu mertuanya, tetapi juga kepada orang lain. Tuhan merancang masa depan yang terbaik, bagi setiap orang yang melakukan pembuatan baik kepada selamanya. Rut dan Boas di mata Tuhan adalah orang yang baik, yang dengan bersemangat melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Karena itu, sebagai penghargaan Allah kepada mereka, bukan hanya Berkat yang diberikan untuk memenuhi keperluaan hidup mereka, melainkan juga keturunannya menjadi orang besar dan harum sepanjang masa, yaitu Raja Daud sampai kepada Tuhan Yesus.
- Saudaraku bagaimana dengan kita. Maukah kita berbuat baik untuk semua orang..?? Agar kita dapat melihat dan merasakan rancangan Tuhan Yesus dalam masa depan kita bahkan keturunan kita. Seperti Kata Firman Tuhan : “Sebab AKU ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikian Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberi kepadamu hari depan yang penuh harapan “(Yer. 29:11). Karena itu, mari kita melakukan yang terbaik bagi Tuhan Sebab bukan hanya masa depan kita ada dalam tanganNya danmenjadi menjadi rancangan damai sejahteraNYA, melainkan masa depan hidup kekal menjadi jaminanNya. Amin
Selamat mempersiapkan pelayanan kita, Roh Kudus memampukan kita untuk melayani dengan kesungguhan hati. Tuhan Yesus menyertai dan memberkati.
Salam Pdt. Samuel Natar bersama keluarga
Informasi Penulis:
Pdt. Samuel Natar, adalah Ketua Majelis Jemaat GPIB jemaat “Immanuel” Mojokerto. Bertugas di Mojokerto sejak 14 Atustus 2016. Kiranya apa yang dituliskan sebagai bahan tambahan renungan dalam memahami Firman Allah; kebenaran mutlak pada Alkitab, mintalah Bimbingan Roh Kudus untuk mengerti dan memahami makna Firman Allah tersebut.